NILAI – NILAI FILOSOFI MAUZUN WAZAN FIIL TSULASI MUJARROD DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
DOI:
https://doi.org/10.58403/annuur.v13i2.653Keywords:
FIIL TSULASI MUJARRODAbstract
Dalam memahami sesuatu yang tidak selalu tampak seperti apa adanya, mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita,bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar,membuat kita lebih kritis,maka tentunnya sangat membutuhkan filsafat.
Filosofi kehidupan sendiri merupakan setiap sikap atau pandangan seseorang yang berkaitan dengan kebermaknaan akan kehidupan atau tentang bagaimana menjalani hidup seharusnya, juga memeriksa secara kritis hal yang dapat dijadikan landasan dari suatu sikap dan keyakinan.
Dalam Ilmu shorof jika kita renungkan dan ekplorasi lebih mendalam,banyak hikmah yang terkandung dalam istilah-istilah dan pembahasan-pembahasannya. Maka kita senantiasa disuguhkan dengan sebuah renungan yang unik dan menarik.
Filosofis hidup yang terkandung di dalam ilmu shorof tidak jauh bedanya dengan sebuah nilai filosofis hidup yang dihasilkan setelah kita mentafakuri kehidupan manusia. ada sebuah nilai kerja sama, keuletan dan sebagainya. tetapi, nilai-nilai filosofis apakah yang terkandung di dalam imu shorof.. ??.terutama filosofis hidup yang di gali dari istilah-istilah dan pembahasan-pembahasan dalam kajian fiil tsulatsi mujarrad.
Fiil mujarrod yaitu kalimat fiil yang terdiri dari 3 huruf pokok tanpa tambahan huruf lain. Dan di dalam bab ini, terdapat 6 wazan yang berbeda-beda. Untuk mempermudah dalam mengingat keenam wazan ini, terdapat sebuah bait yang menjadi pedoman atau patokannya, bait tersebut adalah:
فتح ضم فتح كسر فتحتان # كسر فتح ضم ضم كسرتان
“Fathu dlommin Fathu kasrin Fathataani # Kasru fathin Dlommu dlommin Kasrotaani.”
Wujud dari wazan tersebut adalah :
فَعِلَ يَفْعَلُ فَعُلَ يَفْعُلُ فَعِلَ يَفْعِلُ # فَعَلَ يَفْعَلُ فَعَلَ يَفْعِل فَعَلَ يَفْعُلُ
Adapun contoh dari masing-masing wazannya atau mauzunya, secara berurutan adalah نصَر-ينصُر sebagai contoh bab pertama, ضرَب-يضرِب sebagai contoh bab kedua, فتَح-يفتَح sebagai contoh bab ketiga, علِم-يعلَم sebagai contoh bab keempat, حسُن-يحسُن sebagai contoh bab kelima, dan حسِب-يحسِب seabagai contoh bab kelima.
Sepintas, memang tidak ada yang istimewa dari beberapa contoh tersebut diatas yang telah ditulis dalam kitab tashrif oleh kyai Ma’shum. Namun siapa sangka, ternyata terdapat banyak pesan filosofi tersirat dari urutan masing- masing contoh tadi untuk kita mengetahuinya.
References
Departemen Agama RI,Al Qur’anul Karim dan terjemahannya,Kudus;Menara Kudus,2006
Imam al-Zarnûji, Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum, Beirut: al-Maktab al-Islami, cetakan pertama, 1981
Sunan Ibnu Majah / pengarang, Abu Abdullah Muhammad bin Yazid al-Qazwani ; penrjemah, Abdul Hayyie al-Kattani, Muhammad Mukhlisin, Andri Wijaya ; penyunting, Jajang Husni Hidayat, Jakarta : Gema Insani, 2016,Cetakan Pertama.
KH. Ma'shum bin Ali , Al-Amtsilah At-Tashrifiyyah,Surabaya,Maktabah Salim bin sa’d Nabhan.
KH. Misbah Mustofa ,As Shorful Wadlih,Percetakan Muallif,Bangilan Tuban
Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Naisaburi, Shahih Muslim, Penerbit: Addarul Alamiyyah, Mesir
Muhammad bin Umar bin al-Husain bin Ali at-Taimi al-Bakri at-Thabari , Tafsir al-Fakhrurrazi Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah , 1411
Drs. H. Agus Thoha, M.Si.,Buku Ajar Filsafat Ilmu , Cetakan Pertama , Penerbit Buku Deepublish, 2020
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
